Saat Prinsip Terpaksa Dilupakan

Posted on

Saat Prinsip Terpaksa Dilupakan

Maya gemetar ketika memasuki ruangan dosen sore itu. Ruangan itu sepi dan hanya ada sang dosen yang selama ini terkenal galak dan tidak pernah ramah dengan mahasiswanya. Dia mendekati Pak Putra yang sedang duduk di depan mejanya di sudut ruangan yang sepi. Hujan diluar semakin menambah seram suasana sepi kantor dosen itu.

Dia menetap Pak Putra yang sedang mengerjakan koreksi jawaban ujian mahasiswanya. . Maya, duduk. . . kata Pak Putra dingin, memerintah Maya. Maya pun hanya bisa menurut. aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu duduk di kursi di seberang meja Pak Putra.

Pak Putra kembali mengerjakan koreksinya, sementara Maya hanya bisa diam menunggu sambil gelisah. Akhwat itu sebenarnya ingin segera pulang, namun karena ia harus mendosen nilainya yang jelek agar bisa segera ambil bebas teori semester depan, dia harus melobi Pak Putra dosennya ini.

Beberapa waktu kemudian, sepertinya Pak Putra sudah selesai dengan pekerjaannya dan memandang Maya. :
“Mau apa kamu? tanya Pak Putra dingin”.
Maya semakin gelisah, namun segera gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu memberanikan diri untuk berbicara,

“Emm. . begini pak. . saya dapat nilai jelek di mata kuliah bapak. mohon bisa dipertimbangkan lagi pak. . saya butuh lulus dari mata kuliah itu agar bisa ambil bebas teori”. kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu “.

“Wah, gimana ya mbak. . anda yang ngerjain soal ujian, dan dapat nilai jelek, masak saya harus merubahnya. . kan gak adil sama yang lain”. . kata Pak Putra datar dan santai.
“Ya. . gimana lah pak. . saya mau kerjain apa aja. . dikasih tugas seabrek, atau soal ujian ulangan seabrek juga mau pak. . asal saya bisa lulus”. . kata Maya sambil menunduk.

Pak Putra terdiam sebentar lalu berdiri dan duduk dimeja, pas didepan Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu . Pak Putra tersenyum ,
“Yaudah, gini aja. . . sabentar terdiam, Pak Putra melanjutkan, “kamu harus mau ngeliatin c*lana d*lammu”. kata Pak Putra santai.

Maya terbelalak dan memandang wajah Pak Putra tak percaya. “apa pak? tanya Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu tak percaya.
“Ah, kamu dengar kan, mau gak? kalo gak mau ya selamat mengulang tahun depan”. . kata Pak Putra santai.
“Tapi pak”. .
“Mau gak?!”

“Tapi. . saya malu pak”. . kata Maya tertunduk lagi. Wajahnya merah padam.
“Ah, gak ada siapa2 disini. . cuman ngelihatin aja. . mau gak?” tanya Pak Putra lagi.
Dengan pelan, gadis alim berjilbab lebar itu mengangguk lemah. Ia tidak ada pilihan lain.

“Ya udah Maya, sekarang coba kamu duduk di meja ini, trus naikkan rokmu, trus duduknya ng*ngk*ng , saya mau lihat c*lana d*lam kamu”. . kata Pak Putra.
Maya menunduk , lalu pelan2 mahasiswi cantik berjilbab lebar itu bangkit dari duduknya dan menaikkan rok panjangnya lalu duduk di sudut meja sambil melebarkan kakinya.

c*lana d*lamnya yang putih terlihat jelas oleh pak Putra.
“Dah kan pak? kata Maya gemetar. Rasa malu dan marah bercampur menjadi satu.
Namun tiba2 Pak Putra langusng membungkuk, mengulurkan tangan besarnya dan mer*ba c*lana d*lam Maya.

Maya mengelijing kaget. Pak Putra mengubek2 v*gina Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu ,sampai hanya beberapa saat terasa sedikit basah tepat di selangk*ngannya. Pak Putra tahu itu cairan v*gina Maya. “mmmhh. . jangan paaak” kata Maya meronta lemah.

“Ealah nih, C*mu basah. . Maya kamu ter*ngs*ng yah”. . tanya Pak Putra.
Gadis per*wan alim berjilbab lebar yangs selalu menjaga pandangannya itu tak menjawab sambil terus menutup kakinya, mukanya merah “malu pak , saya malu”. .

Namun tangan Pak Putra yang sudah ada di sel*gk*ngan Maya tidak menghentikan kucekannya.
“Eeit , jangan di tutup , kamu janji mau nurut kan , mau lulus gak”. . kata Pak Putra.
Maya menundukan kepalanya , dan kembali membuka Kakinya lebar-lebar , memperlihatkan selangk*ngan c*lana d*lam putihnya.

Wajah Maya ditundukkan. Nampak sangat merah padam sambil menggigit bib*rnya merasakan perlakuan er*tis Pak Putra. Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu benar benar di buat malu. Di saat Maya menunduk malu , dan tiba tiba , ada sinar putih terang nyala sekejap.

“Ahh , pak jangan di foto”. . lalu kakinya kembali menutup rapat.
Pak Putra tersenyum “tenang saja , ini buat koleksi pribadiKu”. . .
“Ayo Maya , buka lagi kaki kamu lebar”. . kata Pak Putra.

“Pak saya tidak mau di foto seperti ini , malu pak”. . kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu . Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu hampir menanggis.
Namun Pak Putra kembali mengeluarkan kartu as-nya “Kamu mau lulus gak”. . kata Pak Putra.

Maya hanya terdiam, mengangguk dan kembali membuka kakinya lebar-lebar pelan-pelan. Pak Putra langsung memfotonya lagi. Beberapa shoot lalu meminta Miila menyibakkan jilbab lebarnya dan melepas kancing bajunya. Maya tak kuasa , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu menangis ,

“Tolong pak , saya malu , jangan permalukan saya, tolong lah pak” kata Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu memelas.
“Sudahlah, katany amau lulus.. sekarang buka kancing baju kamu seluruhnya , dan duduk ng*ngk*ng”. . perintah Pak Putra.

Tak ada pilihan lain , Maya menuruti perintah Pak Putra. Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu menyibakkan jilbab lebar ungunya lalu membuka kancing bajunya. terlihat B*nya yang modelnya seperti kaos k*tang , tapi pendek. Maya kemudian meng*ngk*ng.

Pak Putra memfoto Maya lagi ,dalam posisi seperti itu ,beberapa shoot. Kemudian Pak Putra memfotonya lagi , Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu dengan baju terbuka , Br*nya putih ,dan duduk ng*gk*ng dengan c*lana d*lam putih.

Lalu Pak Putra mengangkat br*nya , dan Buah d*d* Maya yang sekal dangan putt*ng yang kecil dan berwarna kemerahan terlihat. Pak Putra mer*ba put*ngnya , lalu meremas lembut buah d*d*nya Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu mengelijing. Kembali Pak Putra memfotonya beberapa shoot.

Lalu tangan Pak Putra merayap ke bawah , dan manyibak c*lana d*lam Maya. Maya yang sudah shock akan perlakuan pak dosennnya yang bejat itu bingung untk berbuat apa dan hanya bisa pasrah. Mata Pak Putra melotot melihat V*ginanya , sama sekali bersih tanpa bulu , kecil dengan bib*r v*gina yang agak basah , merah.

Pak Putra menc*umi v*ginanya , Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengelijing.
“Wah , Maya m*m*k kamu harum yah”. . katanya.
Maya diam tak menjawab. Tangan Maya di pegang , dan dibawa ke bawah

“Maya , sibak c*lana d*lam kamu seperti ini yah , saya mau foto kamu”. . kata Pak Putra.
Maya tak bisa berbuat apa apa , selain memenuhi kemauan dosennya itu. Pak Putra memfotonya beberapa shoot , terutama di bagian v*ginanya.

Setelah puas dengan itu , Pak Putra , membuka celananya , dan juga kolornya. Pen*snya yang hitam besar , ngac*ng tegak sekali. Maya melotot melihatnya. Maya yang selama ini selalu menjaga pandangannya belum pernah sekalipun melihat p*nis laki-laki secara lansung.

Pernah dia melihat sekali dua kali video p*rn* dari laptopnya karena ingin tahu, tapi melihat langsung seperti ini ia belum pernah. Apa lagi di video yang ia lihat tak ada yang sebesar Pak Putra punya. Shock sekali Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu .

Kemudian Pak Putra meng*c*k ng*c*k p*nisnya sendiri dan mendekati Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu
“Maya , ayo is*pin k*nt*lKu”. . kata Pak Putra.

Tangan Maya gematar , dan meraih b*tang p*nis Pak Putra , Lalu Maya menjulurkan l*dahnya dan menj*lat ujung p*nis Pak Putra. Pak Putra mend*sah .
“Maya , udah pernah liha k*nt*l belum?” tanya Pak Putra.

“Sudah pak.. di laptop.. jawab Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu pasrah sambil meneruskan kul*mannya.
“Wah, etrnyata alim-alim kamu nakal juga yah.. besar mana sama punya bapak”.. tanya Pak Putra
“Besar punya bapak.. Punya bapak besar sekali”. . kata Maya pelan. .

Tangan Pak Putra mengelus kepala Maya yang masih tertutup jilbab lebar berwarna ungu yang rapi dan eleegan.
“Kamu suka sama k*nt*l saya”. . tanya Pak Putra.
Maya mengeleng “saya takut.. punya bapak besar sekali”…

“Maya , kamu harus suka punya saya , ayo buka mulut kamu yang lebar, dan ku*um”. . perintah Pak Putra.
Maya “mundur sedikit Pak , saya j*latin aja ya pak, gak cukup” .
“Iyah , tapi saya suka di kul*m. . kata Pak Putra dan terus mendorong kepala Maya yang masih tertutup jilbab kearah p*nisnya, sembari memajukan pinggulnya agar p*nisnya masuk ke dalam mulut Maya.

Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu meronta , dan mengatup mulutnya rapat. Tapi tangan dosennya itu turun dan menyusup ke balik jilbab ungu lebar Maya yang sudah jatuh menutupi buah d*d*nya lagi, mer*ba buah d*d* kanan Maya dan menjepit put*ng susunya.

Maya menjerit keras, dan Pak Putra langsung mendorong p*nisnya masuk hingga tenggorokan Maya. Pen*s besar itu mulai bergerak maju mundur, sementara Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu berusaha melepaskan diri sambil terbatuk-batuk.

Maya benar-benar shock. Pen*s Pak Putra yang besar tegang dan keras itu masuk hingga tenggorokannya, gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu dapat merasakan sesuatu yang asin dan lengket di dalam mulutnya.

Lalu dengan kedua tangannya Pak Putra memegang kepala Maya yang masih memakai jilbab lebar yang membuat Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu terlihat santun dan cantik lalu memaju mundurkan p*nisnya dalam mulut Maya yang kecil. Pak Putra mend*sah dan mengeram kenikmatan.

“Ooohh , nikmat sekali Oh , gua bisa keluar nih”. .
Maya tahu Pak Putra akan mengalami ejak*lasi di dalam mulutnya. Kembali mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu meronta berusaha menarik kepalanya.

Tapi dengan kasar Pak Putra menarik kepala Maya, p*nisnya makin masuk ke dalam tenggorokan Maya dan menahan kepala Maya hingga tidak bisa bergerak. Pak Putra kemudian menarik sedikit p*nisnya dan tertawa melihat Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu tersengal-sengal menghirup udara.

Pak Putra tidak bisa bertahan lama di mulut Maya. Tiba-tiba Pak Putra mulai mengerang dan mendengus, tangan yang ada di buah d*d* Maya mulai meremas dan menarik-narik buah d*d* Maya, sedangkan tangan yang lain memegangi kepala Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu yang masih mengenakan jilbab dan menggerakannya makin cepat, membuat Maya meng*lum makin cepat dan dalam.

Sp*rma Pak Putra menyembur di dalam mulut Maya, menyemprot ke dalam tenggorokan Maya, membuat Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu terbatuk-batuk. Pen*s Pak Putra tetap ada di dalam mulut Maya, memompa dan menyembur selama sesaat. Akhirnya Pak Putra menarik p*nisnya perlahan hingga seluruhnya keluar dari mulut Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu.

Sp*rma berwarna putih dan lengket mengalir keluar dari mulut Maya, mengalir turun membasahi jilbab ungu lebar dan baju gamis longgarnya. Maya terisak lagi. Pak Putra mengambil tisuue dan melap bib*r Maya , dan juga melap air matanya.

“Kenapa menangis , kan kamu akan saya lluskan”. . .
Maya hanya terdiam sambil terus terisak-isak. Mahasiswi cantik berjilbab lebar yang santun itu sangat shock akan apa yang terjadi pada dirinya. Pak Putra menc*um bib*rnya.

“Maya , sekarang kamu buka c*lana d*lam kamu , aku mau menj*lati m*m*k kamu”. . katanya.
Maya yang sudah shock sekali menurut dan pelan-pelan , melepas c*lana d*lamnya. Pak Putra tersenyum bagus , sekarang , kamu duduk , dan buka kaki kamu lebar.

Lalu Maya kembali duduk diatas meja dan melebarkan kakinya yang putih dan selama ini tidak pernah terlihat oleh mata lelaki manapun karena mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu jaga dengan rok panjang. V*ginanya yang tak berbulu itu terpampang lebar. Pemandangan yang sungguh er*tis.

Lalu Pak Putra jongkok dan menc*umi v*gina Maya. Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu tersentak, ketika dirasanya sebuah tangan mulai mer*bai v*ginanya. “Mmmmphhh, Maya mengerang. Kepala Maya menengadah keatas merasakan sesuatu rasa yang belum pernah gadis cantik yang alim itu rasakan sebelumnya.

Tiba-tiba Maya merasakan kehangatan mengalir di v*ginanya, tubuhnya tersentak, dan tanpa sadar pinggulnya terangkat. Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu merasa sangat nikmat ketika l*dah Pak Putra menj*lati bagian dalam bib*r v*ginanya, membuatnya basah.

Maya sama sekali tidak bisa melawan s*nsasi yang timbul di v*ginanya. Untuk beberapa menit Pak Putra terus menj*lati bib*r v*gina Maya, menc*uminya dan menj*lati cairan yang keluar dari v*gina Maya. Dari mulut Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu terdengar pelan d*sahannya. “aaahhh ahhh ahh.

Pak Putra , meraih kedua tangan Maya , meletakan dekat v*ginanya , dan menyuruhnya membuka lebar bib*r v*ginanya dengan tangannya. Sehingga Klit*risnya tertampang jelas. Agak merah , membesar dan berlend*r. Pak Putra sangat hati-hati dan lembut ketika menj*lati v*gina Maya itu.

Kaki dan pinggul Maya bergarak dan tersentak-sentak tanpa bisa dikendalikan oleh Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu. Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu benar benar ter*ngs*ng. Pak Putra masih terus menj*lati klit*risnya. Lend*r yang keluar pun jadi makanan lezat bagi dosennya itu. Maya terus mengejang , nikmat d*sahan d*sahnya makin sering terdengar.

Tangan Maya semakin membuka lebar bib*r v*ginanya , Dan Pak Putra makin mempercepat sapuan l*dahnya. Pant*t Maya terangkat , dan Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengejang sesaat , lalu kembali lemas. Kakinya mengejet beberapa kali.

Maya mend*sah panjang “ahhhhh. . Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu telah mendapat org*smenya. Pak Putra , menatapnya tersenyum.
“Maya , nikmat yah” kata Pak Putra.
Maya tak menjawab , aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu menunduk , dan mukanya merah.

“Maya sekarang saya akan ent*tin kamu yah”. . kata Pak Putra.
Maya tersentak , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu merinding dan menjerit
“Jangan, jangan, saya mohon, saya takut , punya bapak terlalu besar , Saya akan lakukan apa saja , jangan ent*t pak”. . Maya memohon-mohon.

Pak Putra cuma tersenyum “tenang saja Maya , nanti juga kamu nikmat koq. .
Pak Putra mengangkat kaki Maya lebih tinggi lagi. Pen*s Pak Putra sudah berada di hadapan v*gina Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu dan menyentuh bib*r v*ginanya.

Maya gemetar , rasa takut melebihi rasa nikmatnya. Pak Putra mengesek ujung p*nisnya di klit*ris Maya. Lalu dengan perlahan Pak Putra mulai mendorong p*nisnya, Maya menangis memohon agar Pak Putra berhenti. Tanpa mendengarkan tangisan Maya, Pak Putra terus mendorong dan merasakan bib*r v*gina Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu mulai terbuka. Dan Dari mulut Maya terdengar jeritnya ahwwwwww

Maya merasa nyeri di v*ginanya. Li*ngnya di buka paksa oleh p*nis besar Pak Putra. Maya mengejang. Lalu Pak Putra merasakan kepala p*nisnya mulai masuk ke dalam v*gina Maya diiringi oleh hentakan nafas dari Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu . Terus mendorong, Pak Putra merasakan jepitan erat dari dinding v*gina Maya di p*nisnya.

Pak Putra melihat Maya, gadis mahasiswi berjilbab lebar yang cantik sekali, dan tubuh yang mer*ngs*ng Tengah merintih kesakitan , dan meng*rang. Perlahan Pak Putra mulai mendorong lagi, ia sangat bern*fsu untuk merasakan nikmat v*gina Maya.

Maya sudah meronta sekuat tenaga, tapi Pak Putra tidak merasakannya sedikitpun. Perlahan, perlahan sekali , Akhirnya p*nis sepanjang 20 cm itu terbenam seluruhnya. Maya menjerit keras
“AAAaghhh ,sakittt. Sudah cabut. Paaakkk” .

Pak Putra , mel*mat bib*r mungil Maya untuk membungkam jeritnya. Dan perlahan dia mengoyang p*nisnya. Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengejen , kesakitan. Pak Putra terus mengeluarkan dan memasukan p*nis besarnya di l*ang v*gina mahasiswi berjilbab cantik yang santun dan lugu itu. Maya terus mengeliat , menahan nyeri di v*ginanya.

Pak Putra terus bergerak pelan , Maya mulai tenang. Pak Putra trus mengoyang pelan. “aghh aghh sakit pak”. . . Tapi Pak Putra tak peduli. Terus mengoyang dengan pelan. Sampai Pak Putra merasa sudah hampir sampai di puncak kenikmatannya , ,dan mulai mengoyang cepat , dan menghentak hentak. Ini membuat Maya menjerit jerit kesakitan aggghh sakit pelan pelan , aghhhh sakit. . .

 

Pak Putra , terus mengoyang , dan mendengus. Dan akhirnya dia membenamkan habis b*tang p*nisnya , lalu Dia tegang. dan menumpahkan sp*rmanya di l*ang v*gina Maya. Perlahan p*nis besarnya mengecil , dan mulai di cabut dari l*ang v*gina Gadis per*wan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu .

Sp*rma Pak Putra turut mengalir keluar , bersamaan p*nisnya. Maya lemas sekali , dan nafasnya tersenggal , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu terisak menangis sejadi-jadinya. Pak Putra tertawa sambil berkata,
“Iyah saya tahu , m*m*k kamu belum terbiasa sama k*nt*lKu , besok besok pasti m*m*k kamu biasa koq”. . .

“Besok besok , Apa maksud bapak”. . kata Maya sambil terus terisak.
“Iyah , kalau besok aku ent*t kamu pasti kamu sudah tak begitu sakit lagi , karena m*m*k kamu sudah melar” , ha ha ha kata Pak Putra.
“Tidak pak saya , tidak mau lagi”. . kata Maya.

Pak Putra tersenyum “kamu tahu , apa gunanya , Aku memfoto kamu tadi”. . .
Maya tertunduk , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu sudah tahu ini pasti terjadi.
“Maaf , Maya kamu akan jadi buduk n*fsuKu , sayang” ha ha ha kata Pak Putra sambil tertawa.

Lalu Pak Putra memberinya beberapa lembar tisuue , nih , lap m*m*k kamu , terus keluar sana, besok kalo aku butuh, siap2 saja ku sms. . katanya. Maya membersihkan sisa sisa sp*rma dosennya , lalu merapikan kembali baju dan jilbabnya yang awut-awutan dan keluar sambil sedikit terisak.